Memiliki anak yang memiliki kepercayaan diri alias ‘PD’ tentunya
menyenangkan. Karena dengan kepercayaan diri yang mereka miliki ini
dapat menciptakan prestasi dalam kehidupan mereka nantinya, dan juga
keberhasilan dalam bersosialisasi tentunya.
Rasa percaya diri yang tinggi terbentuk karena anak punya gambaran
tentang diri yang positif, yang dibangun oleh anak melalui pengalaman
sehari-hari selama berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya:
Dipuji sesuai pencapaian. Semua anak senang dan butuh dipuji.
Penghargaan terhadap keberhasilan memang patut dihargai. Bagi anak,
pujian adalah tanda ia melakukan sesuatu yang baik. Anak yang tidak
pernah mendapat pujian, tak pernah tahu apakah ia melakukan sesuatu yang
baik. Menjadi anak baik adalah keingingan setiap anak.
Dengarkan anak. Tatap mata anak saat ia bicara, dan berikan
perhatian pada yang dia sampaikan. Bahasa tubuh Anda terbaca oleh anak,
apakah Anda memberi perhatian penuh atau sambil lalu. Perhatian membuat
anak merasa dirinya penting. Keberadaannya yang penting ini membangun
rasa percaya diri. Kesibukan Anda membuat Anda sulit fokus pada satu
hal, apalagi omongan anak yang bertele-tele. Luangkan waktu untuk
mendengarkan anak bicara dan berlatih menanggapi omongan anak secara
tepat. Ia butuh rasa aman untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya.
Dibiarkan mencoba menyelesaikan tugas sendiri, tidak serta merta dibantu.
Tugas seperti makan sendiri, melepas baju sendiri, memakai sepatu dan
meletakkan sepatu atau handuk pada tempatnya, membuat anak bangga dapat
melakukannya. Rasa percaya dirinya pun terbangun. Kunci penting untuk
membangun rasa percaya diri anak adalah memberinya tugas dan kesempatan
menyelesaikannya tanpa bantuan.
Tidak dibandingkan dengan anak lain, dimaklumi kemampuannya. Anak
yang selalu dibanding-bandingkan menerima pesan, “Kamu tidak sebaik
anak lain”. Merasa diri tak sebaik anak lain, ia mengembangkan rasa
rendah diri, bukan percaya diri.
Tidak dihukum karena kesalahannya, membuatnya paham bahwa
kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Anak-anak, tentu saja
melakukan banyak kesalahan. Misalnya mainan yang tersebar di mana-mana,
bukan alasan untuk menghukumnya, tetapi perlu dilatih tentang arti
penting kerapian.
No comments:
Post a Comment